Book Cover

Jika Siswa Berbuat salah !

 

Apa yang harus dilakukan seorang guru jika siswa berbuat salah ?


Disiplin positif adalah suatu pendekatan dalam mendisiplinkan anak yang dilakukan dengan cara yang positif dan mendukung. Disiplin positif bertujuan untuk membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, emosi, dan kognitif mereka dengan cara yang positif dan membangun hubungan yang sehat antara anak dan orang dewasa.

Disiplin positif tidak hanya berfokus pada aturan dan hukuman, tetapi juga memberikan penghargaan dan penguatan positif. Beberapa prinsip disiplin positif antara lain:

1.      Mempertimbangkan kebutuhan dan perasaan anak: Orang dewasa harus mempertimbangkan kebutuhan dan perasaan anak dalam memberikan disiplin positif. Disiplin yang diberikan harus sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.
2.      Membangun hubungan yang positif: Orang dewasa harus membangun hubungan yang positif dengan anak, sehingga anak merasa dihargai dan dipahami. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan membantu mereka merasa lebih aman dan terhubung dengan orang dewasa.
3.      Memberikan penguatan positif: Orang dewasa dapat memberikan penguatan positif dalam bentuk pujian, penghargaan, atau hadiah, sehingga anak merasa dihargai dan terus termotivasi untuk melakukan perilaku yang baik.
4.      Mengajarkan keterampilan sosial dan emosi: Orang dewasa harus mengajarkan anak keterampilan sosial dan emosi yang berguna dalam mengatasi masalah dan menyelesaikan konflik dengan cara yang positif.

Disiplin positif adalah pendekatan yang efektif dalam mengembangkan anak yang sehat secara emosional dan sosial. Dalam disiplin positif, orang dewasa harus melihat anak sebagai individu yang unik dan memberikan dukungan yang positif untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang secara positif.

Akhir-akhir ini melalui program guru penggerak dikenal metode restitusi apakah itu, Metode restitusi adalah suatu metode dalam manajemen kelas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah atau konflik di antara siswa dengan cara meminta siswa yang terlibat dalam masalah tersebut untuk mengidentifikasi kerusakan atau dampak negatif yang dihasilkan dari perilaku mereka dan kemudian memperbaikinya atau menggantikannya. Dalam metode ini, siswa juga diminta untuk menyatakan perasaan mereka tentang masalah tersebut dan berbicara dengan terbuka tentang bagaimana mereka dapat memperbaiki situasi atau hubungan dengan siswa lain.

Metode restitusi dapat membantu siswa untuk mengembangkan empati dan tanggung jawab terhadap perilaku mereka. Dalam praktiknya, metode restitusi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

Memberikan peringatan: Jika kesalahan siswa masih dalam kategori ringan, seperti terlambat masuk kelas, maka seorang guru dapat memberikan peringatan secara lisan atau tertulis.

Mendiskusikan masalah dengan siswa: Jika kesalahan siswa lebih serius, seperti melakukan kecurangan saat ujian, seorang guru harus mengadakan diskusi dengan siswa untuk mencari tahu apa yang terjadi dan memberikan pengarahan kepada siswa agar tidak mengulanginya.

Memberikan tugas tambahan: Jika kesalahan siswa masih dalam kategori yang masih bisa diperbaiki, seperti tidak mengerjakan tugas rumah, seorang guru dapat memberikan tugas tambahan agar siswa bisa memperbaiki nilai atau perilakunya.

Menerapkan sanksi: Jika kesalahan siswa termasuk dalam kategori yang serius, seperti melakukan kekerasan atau tindakan kriminal, seorang guru harus menerapkan sanksi yang sesuai seperti memberikan hukuman atau menghubungi pihak berwenang.

Metode restitusi adalah metode yang efektif dalam membangun hubungan yang positif dan mengatasi konflik antar siswa dengan cara yang konstruktif. Metode ini juga membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik.