Kebebasan yang seperti apa menurut ki hajar dewantara ?
Menurut Ki Hajar Dewantara, kebebasan bukanlah semata-mata kebebasan individu dari aturan dan kekuasaan lain, melainkan kemampuan untuk merdeka, tidak menggantungkan diri terhadap uluran tangan orang lain.
Kebebasan
dalam konteks pendidikan, menurut Ki Hajar Dewantara, adalah kebebasan dalam
belajar. Pendidikan haruslah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Pendidikan tidak boleh bersifat
memaksa atau mengekang, karena hal itu akan menghambat perkembangan peserta
didik.
Ki Hajar
Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan untuk membentuk manusia yang
merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang mampu berpikir sendiri, mengambil
keputusan sendiri, dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Pendidikan
haruslah dapat mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang
merdeka.
Berikut
adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kebebasan dalam
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara:
Menerapkan
sistem among. Sistem among adalah sistem pendidikan yang didasarkan pada
asas kebebasan dan kemerdekaan. Sistem among menekankan pentingnya
pendidikan karakter, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan
kemandirian.
Menghindari
hukuman dan paksaan. Hukuman dan paksaan akan menghambat perkembangan
peserta didik dan mematikan jiwa merdekanya.
Memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Peserta didik harus memiliki kebebasan untuk memilih materi
pelajaran, metode belajar, dan kecepatan belajarnya.
Konsep
kebebasan dalam pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara masih relevan hingga saat
ini. Pendidikan yang memberikan kebebasan kepada peserta didik akan dapat menghasilkan
manusia yang merdeka, mandiri, dan mampu bertanggung jawab atas dirinya
sendiri.
Sebagian
besar mungkin sudah tidak asing dengan kata "merdeka." Ada tiga
definisi dari kata merdeka, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni
(1) bebas dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya; (2) tidak terkena atau
lepas dari tuntutan; dan (3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau
pihak tertentu, leluasa.
Sebagai
contoh, sejak Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah
merdeka. Merdeka dalam konteks kalimat tersebut artinya bebas dari penjajahan
dan kekuasan bangsa lain.
Selain
terkait dengan kebebasan sebuah bangsa, merdeka juga mengacu pada sikap
mandiri, berdiri sendiri, dan tidak tergantung pada orang lain. Dengan kata
lain, merdeka tidak hanya dapat melekat pada hal-hal seperti negara atau
bangsa. Bahkan merdeka juga bisa menjadi atribut dari manusia.
Maka tidak
mengherankan jika pahlawan pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengenalkan
tentang konsep manusia merdeka. Lalu apa yang dimaksud dengan manusia merdeka
menurut Ki Hajar Dewantara? Berikut penjelasan selengkapnya, seperti yang telah
dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (23/12/2022).
Konsep
Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Apa yang
dimaksud manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara sangat terkait dengan
konsep pendidikan yang diusung pahlawan pendidikan Indonesia ini. Pendidikan
memiliki tujuan untuk mencetak generasi yang cerdas dan memiliki karakter yang
berbudi.
Sementara
itu, Ki Hajar Dewantara memiliki konsep tentang pendidikan yang didasarkan pada
asas kemerdekaan. Demikian seperti dikutip dari artikel "Merdeka Belajar
dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan
Pendidikan Karakter" oleh Dela Khoirul Ainia (2020).
Sementara
itu seperti dikutip dari laman Direktorat SMP, asas kemerdekaan dalam
pendidikan memiliki arti bahwa manusia merdeka adalah manusia yang telah diberi
kebebasan oleh Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap
sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari hal itu, diharapkan
seorang peserta didik harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara
lahir dan batin serta tenaganya.
Jiwa yang
merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte
oleh negara lain. Ki Hadjar Dewantara memiliki istilah sistem among, yakni
melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena akan mematikan
jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya.
Hal ini yang
sedang coba diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini dengan
program Merdeka Belajar. Asas kemerdekaan dalam pendidikan merupakan sesuatu
yang menggambarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, bahwa keluarga, perguruan, dan
masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam pendidikan.
Pada
akhirnya, tujuan dari pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah memerdekakan
manusia sebagai anggota masyarakat.
Pengertian
Manusia Merdeka Menurut Ki Hajar Dewantara
Seperti yang
telah dibahas sebelumnya, bahwa konsep pendidikan yang diusung Ki Hajar
Dewantara adalah pendidikan yang berasas pada kemerdekaan. Dengan begitu,
pendidikan dapat mencapai tujuannya, yakni memerdekakan manusia sebagai anggota
masyarakat. Dengan kata lain, tujuan dari pendidikan adalah membentuk anak
didik menjadi manusia merdeka.
Lalu apa
pengertian manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara? Hal ini tentu penting
untuk diketahui, sebagai tolok ukur keberhasilan pendidikan nasional.
Manusia
merdeka adalah orang yang mampu berkembang secara utuh, selaras dengan aspek
kemanusiaan, mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan orang lain
(Widyastono via Sholihah, 2021).
Dengan kata
lain, manusia merdeka adalah manusia yang mengetahui tentang prinsip
kemerdekaan. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat kemerdekaan bukan
semata-mata kebebasan individu dari aturan dan kekuasaan lain, melainkan
kemampuan untuk merdeka, tidak menggantungkan diri terhadap uluran tangan orang
lain.
Dari
penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa manusia yang merdeka bukanlah manusia
yang bebas dari aturan, melainkan manusia yang memiliki kemampuan untuk hidup
secara mandiri, tanpa menggantungkan nasib pada orang lain.
Untuk
membentuk manusia merdeka seperti apa yang dimaksud Ki Hajar Dewantara, yakni
manusia yang mandiri dan tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain,
pendidikan hendaknya dapat mengembangkan sejumlah aspek dalam anak didik. Aspek
tersebut antara lain adalah aspek pekerti (spiritualitas), akal (intelektual),
dan jasmani peserta didik beserta fitrahnya dan masyarakatnya.
Dengan kata lain,
pendidikan harus membuat anak didik dapat mengembangkan tiga komponen penting
dalam dirinya untuk menjadi manusia merdeka, yakni karakter (afektif), pikiran
(kognitif), dan fisik (psikomotor).